Minggu, 29 Agustus 2010

Mudah Berubah

Tajuk Koran Kusor, 2010-08-24 03:39:02

JABATAN, kekuasaan, harta kekayaan, akses terhadap kekuasan terkadang membuat orang berubah. Coba kita menguping atau mendengarkan obrolan lepas sampai diskusi serius soal segelintir orang yang berubah sikapnya ketika mendapat jabatan dan kekuasaan, menjadi kaya atau memiliki akses yang kuat dengan kekuasaan baik itu presiden, gubernur atau bupati dan walikota.

Beberapa saat lalu, sekelompok orang mendiskusikan serius adanya perubahan mendasar pada sahabat, kenalan yang selama ini mereka kenal baik berada dalam lingkaran pergaulan yang dekat bahkan sering berjuang bersama-sama jika kepentingan yang diperjuangkan sama.

Perubahan sikap orang tersebut bukan karena tiba-tiba menjadi kaya karena sejak dulu ia sudah memiliki uang karena jabatan yang melekat pada dirinya, bukan karena dapat jabatan juga. Tetapi bisa karena akses terhadap kekuasaan. Bisa juga ya atau tidak. Sebab dekat dengan penguasa bukan hal baru. Mungkin saja sangat dekat dengan penguasa dan mendapat kepercayaan yang berlebihan. Kalau ini kemungkinan bisa saja.

Perubahan drastis tersebut bukan dirasakan satu orang saja tetapi beberapa orang dan mereka merasa heran dan bingung saja. Mengapa ada orang yang seperti itu.

Orang tiba-tiba jaim (jaga image), bertegur sapa hanya formalitas seperti orang tidak pernah saling mengenal. Sebenarnya apa yang sementara dicari orang seperti ini.

Sebenarnya kita tidak perlu pusing mencari jawaban dan membuat tesis. Mudah saja jawabannya. Orang bijaksana mengatakan ingin mengetahui sifat asli seseorang itu pada saat ia berada di puncak kekuasaan, ingin memperoleh kekuasaan dan dekat dengan akses kekuasaan. Jika ada kepentingannya yang terganggu sifat aslinya akan keluar.

Kalau saat itu sifatnya berubah 1000 persen, berarti selama ini kebaikannya semu. Jadi bukan dia berubah. Memang itu sifatnya, selama ini justru ia berpura-pura dengan topengnya seolah-olah baik padahal sifat aslinya buruk.

Risau karena ada orang seperti itu dan menyayangkan selama ini sudah bersahabat dan terlalu mempercayainya sebagai sahabat yang baik tentu ada. Tetapi jangan terlalu lama memusingkan orang-orang seperti ini, karena energi positif yang ada akan habis percuma.

Biarkan saja ia terus dalam kesombongannya, ketidakpeduliannya, dengan sifat aslinya, dengan jabatan, uang dan akses kekuasaannya. Toh semua itu tidak akan abadi. Biarkan dia merasa hebat dengan apa yang dimilikinya saat ini sebab ada waktunya semua itu akan diambil.

Bukankah hidup sesungguhnya pelajaran berharga untuk kita semua. Segala sesuatu ada waktunya. Sesungguhnya kita tidak bisa memeluk bumi ini sendiri, kita membutuhkan orang lain dimana kita berhubungan dengan orang lain bukan karena kepentingan sesaat. Kita mengembangkan persahabatan, saling menegur karena kita menghormati hubungan sebagai sesama dan bukan karena kita mempunyai harta atau berada di puncak kekuasaan.

Bisa saja hari ini kita hebat, punya jabatan, harta. Tetapi sangat mungkin besok kita menjadi penghuni hotel pardeo karena rezim berubah, anak cucuk kita menjadi gembel. Ya karena kita lupa hidup itu berputar bukan berada di satu kondisi. (***)

0 komentar:

Posting Komentar

"Silahkan Tulis Yang Ada dalam Kepala Anda"