Ini Pampuang Kici Ana su 5 taon, dari tadi malam tidor son sonu ko
mau bangun pa pagi tiop lilin deng bagi hadiah di sekolahnya, PAUD St.
Vincentius A. Paulo dan Panti Asuhan Susteran ALMA.
Dari minggu lalu dia pung Mama Bo'i Sue deng kaka Tenga Ike su pi order kue HUT gambar Dora The Eksplorer, film andalan.
5 taon lalu, tenga malam buta itam, sekitar pukul 00.00 Wita, Mama Silvia Fanggidae pung ketuban pecah. Telepon lapor dokter privat, dr. Erna, SpOG. Dokter kastau ko bawa pi RSU. W.Z. Yohanes, mamtua kerja di RS Kota Kupang, dari pemeriksaan sebelomnya harus ada penanganan ekstra, vonis dokter penyakit dalam bilang resiko bersalin nanti Ibunya atau anaknya kemungkinan tidak tertolong (hanya Bapaknya yang tahu vonis ini). Harus operasi sesar untuk menyelamatkan salah satu. Waktu itu fasilitas di RS.Kota Kupang bolom bisa tangani operasi melahirkan deng pasien di ruang ICU. Setengah mangantok, tambah panik, Pukul 00.30 Wita dia pung Bapa tancap gas Feroza pi RS. W.Z.Yohanes.
Dari UGD, su antre sadiki lama, te dong kastau ruangan su ponu. Bapanya pi cek langsung di Sal Bersalin. Ponu orang, bahkan ada pasien yang su antrian tunggu barana terpaksa tidor di lantai tepat dibawah tempat tidur pasien lain, ada ju yang su tidor talepo di emperan deng lorong bangsal. Ada ju yang su bajalan mondar-mandir sambil pegang pinggang sakit karena ma barana.
Bapanya berusaha ketemu Bidan jaga buat minta tolong karna takut Mamanya sudah mau melahirkan deng resiko berat sesuai vonis dokter penyakit dalam. Tapi mau karmana lai, biar ada emosi, ma harus tahan napas usap dada ko jalan cari rumah sakit lain. Kontak dokter Erna lai. Dokter sarankan coba cek ke RS. Mamami. Tancap Feroza lai. Kitong laki bini askrobis pi.....
Itu su sekitar jam 2 subuh. Sonde pake talalu banya prosedur. Langsung maso ruang bersalin. Bidan jaga periksa, su bukaan tiga. Kontak dokter lai, lapor dan dokter pesan ke bidannya kalo su bukaan lima kontak lagi. Dokter baru masuk rumah habis tolong orang melahirkan ju. Ibu Bidan Senior yang sangat baik menguatkan kitong dan ajak berdo'a. Katanya, biar saya katholik, Adek mereka protestan, kita menyembah Tuhan yang sama. Hanya Tuhan yang punya jalan keluar atas semua persoalan. Bidan ini, Mama Bidan Rengka. Istri om Frans Rengka (alm).
Tak sampai 30 menit setelah berdoa'a. Bukaan su lengkap. Telp dokter, ko datang dan........... pukul 03.00 wita, ini Pampuang Kici Ana meluncur keluar.... lega... Puji Tuhan Yesus. Vonis dokter penyakit dalam yang fatal itu tidak terbukti. Melahirkan normal. Bapaknya yang potong tali pusat, cuci ari-ari bungkus deng ram komputer 512Mb (saat itu su lunyan kencang), kubur di bawah pohon sukun dibelakang rumah Souverdi.
Habis beres-beres. Su pindah kamar istrahat, baru telp sms kasi kabar orang-orang. Oma Lin dapa kabar duluan. Mamtua kaget. Masak air panas isi d termos ko jalan kaki deng kaka Ois ko datang liat cucu.... Oma Beth berikutnya....
Sekarang, dia su 5 tahun. Masih di kelas nol kecil, Ibu guru bilang su mau nol besar. Harus kurangi pemalu di sekolah... itu sepotong cerita untuk mu, kici AMUTHYA FANGGIDAE NGGILI. Si bungsu. Putri ketiga. Nama panggilannya saat itu bisa AMU, bisa THYA... suka-suka sa orang yang panggil. Tapi, sejak dia bisa baomong, dia tentukan sendiri dia pung nama panggilan. Dia bilang mulai sekarang Beta pung nama Nona. Panggil sa Kaka Nona atau Sayang Nona.....
oke deh, Kaka Sayang Nona, kembarannya Mama Bo'i Sue Silvia. Asal lu deng lu pung kaka parampuan dua bisa lebe pintar dan jago lebe dari besong tiga pung mama sa... pasti besong lebe sukses dari Papa n Mama.
NHN, 05062017
Dari minggu lalu dia pung Mama Bo'i Sue deng kaka Tenga Ike su pi order kue HUT gambar Dora The Eksplorer, film andalan.
5 taon lalu, tenga malam buta itam, sekitar pukul 00.00 Wita, Mama Silvia Fanggidae pung ketuban pecah. Telepon lapor dokter privat, dr. Erna, SpOG. Dokter kastau ko bawa pi RSU. W.Z. Yohanes, mamtua kerja di RS Kota Kupang, dari pemeriksaan sebelomnya harus ada penanganan ekstra, vonis dokter penyakit dalam bilang resiko bersalin nanti Ibunya atau anaknya kemungkinan tidak tertolong (hanya Bapaknya yang tahu vonis ini). Harus operasi sesar untuk menyelamatkan salah satu. Waktu itu fasilitas di RS.Kota Kupang bolom bisa tangani operasi melahirkan deng pasien di ruang ICU. Setengah mangantok, tambah panik, Pukul 00.30 Wita dia pung Bapa tancap gas Feroza pi RS. W.Z.Yohanes.
Dari UGD, su antre sadiki lama, te dong kastau ruangan su ponu. Bapanya pi cek langsung di Sal Bersalin. Ponu orang, bahkan ada pasien yang su antrian tunggu barana terpaksa tidor di lantai tepat dibawah tempat tidur pasien lain, ada ju yang su tidor talepo di emperan deng lorong bangsal. Ada ju yang su bajalan mondar-mandir sambil pegang pinggang sakit karena ma barana.
Bapanya berusaha ketemu Bidan jaga buat minta tolong karna takut Mamanya sudah mau melahirkan deng resiko berat sesuai vonis dokter penyakit dalam. Tapi mau karmana lai, biar ada emosi, ma harus tahan napas usap dada ko jalan cari rumah sakit lain. Kontak dokter Erna lai. Dokter sarankan coba cek ke RS. Mamami. Tancap Feroza lai. Kitong laki bini askrobis pi.....
Itu su sekitar jam 2 subuh. Sonde pake talalu banya prosedur. Langsung maso ruang bersalin. Bidan jaga periksa, su bukaan tiga. Kontak dokter lai, lapor dan dokter pesan ke bidannya kalo su bukaan lima kontak lagi. Dokter baru masuk rumah habis tolong orang melahirkan ju. Ibu Bidan Senior yang sangat baik menguatkan kitong dan ajak berdo'a. Katanya, biar saya katholik, Adek mereka protestan, kita menyembah Tuhan yang sama. Hanya Tuhan yang punya jalan keluar atas semua persoalan. Bidan ini, Mama Bidan Rengka. Istri om Frans Rengka (alm).
Tak sampai 30 menit setelah berdoa'a. Bukaan su lengkap. Telp dokter, ko datang dan........... pukul 03.00 wita, ini Pampuang Kici Ana meluncur keluar.... lega... Puji Tuhan Yesus. Vonis dokter penyakit dalam yang fatal itu tidak terbukti. Melahirkan normal. Bapaknya yang potong tali pusat, cuci ari-ari bungkus deng ram komputer 512Mb (saat itu su lunyan kencang), kubur di bawah pohon sukun dibelakang rumah Souverdi.
Habis beres-beres. Su pindah kamar istrahat, baru telp sms kasi kabar orang-orang. Oma Lin dapa kabar duluan. Mamtua kaget. Masak air panas isi d termos ko jalan kaki deng kaka Ois ko datang liat cucu.... Oma Beth berikutnya....
Sekarang, dia su 5 tahun. Masih di kelas nol kecil, Ibu guru bilang su mau nol besar. Harus kurangi pemalu di sekolah... itu sepotong cerita untuk mu, kici AMUTHYA FANGGIDAE NGGILI. Si bungsu. Putri ketiga. Nama panggilannya saat itu bisa AMU, bisa THYA... suka-suka sa orang yang panggil. Tapi, sejak dia bisa baomong, dia tentukan sendiri dia pung nama panggilan. Dia bilang mulai sekarang Beta pung nama Nona. Panggil sa Kaka Nona atau Sayang Nona.....
oke deh, Kaka Sayang Nona, kembarannya Mama Bo'i Sue Silvia. Asal lu deng lu pung kaka parampuan dua bisa lebe pintar dan jago lebe dari besong tiga pung mama sa... pasti besong lebe sukses dari Papa n Mama.
NHN, 05062017
0 komentar:
Posting Komentar
"Silahkan Tulis Yang Ada dalam Kepala Anda"