Jumat, 05 Maret 2010

Refleksi Diri Sendiri: LUPAKAN SAJALAH NTT SEBAGAI GUDANG TERNAK (SAPI). PASTI GAGAL!!!


Sudah bukan cerita baru kondisi perternakan Sapi Bali di NTT hancur dan jangan heran deng peternakan Sapi di Kota Kupang.

Bahkan: Beta dan ribuan akademisi yang terlahir dengan gelar sarjana peternakan, khususnya yang ditelurkan oleh Fakultas Peternakan Undana sudah lebih banyak jumlahnya dari Ternak Sapi yang ada di NTT, khususnya di pulau Timor.

Persoalannya sampai sekarang perkawinan antara pemerintah se NTT dan bibit unggul dari Fapet Undana selama ini hanya sebatas proyek. Habis Proyek yah.. habis sudah masa berlakunya dan tinggal kenangan saja. Beta teringat sekitar tahun 2000 ada proyek Village Breeading Center untuk pembibitan Sapi di Kefa yang menekankan pada sisi perbaikan mutu pakan untuk perbaikan mutu genetik... hasilnya sekarang hanya paronisasi yang mana sapi-sapi Bali tersebut justru sudah habis dijual.. Pejantan dan betina unggul su son ada lai. Belum lagi bibit-bibit sapi yang diadakan saat proyek oleh pemda banyak yang sudah hancur mutu genetiknya.

Beta juga teringat banyaknya seminar Peternakan di NTT. Salah satunya saat kegiatan ISMAPETI (Ikatan Senat Mahasiswa Peternakan Indonesia) di Kupang selama lebih dari satu minggu. Kalau son salah sekitar tahun 1998/1999.. Materinya baik di Studium General dan diskusi panel sampai praktek lapangan: menggagas kembali peternakan di NTT, khususnya sapi mulai dari sistem peternakan sampai pengolahan pasca panen. Pemerintah NTT, khususnya Dinas Peternakan juga terlibat saat itu... apalagi dedengkot alumni Fapet Undana mulai dari Dosen (Ir, Magister, Dr sampai Profesor), Pejabat kici besar juga hadir, termasuk senior Fapet Undana yang sekarang jadi wakil gubernur. Setelah hampir sepuluh tahunan.... Apa hasilnya...??? tidak ada satupun rekomendasi untuk perbaikan peternakan di NTT yang di pakai. Khususnya tentang perbaikan mutu genetik dan ternak antar pulau. Bibit yang bagus di potong dan atau kirim keluar NTT. Yang tersisa hanya bibit yang selama ini hanya kakaknya kambing dan rusa saja. Untung sempat buat VBC di kefa, dan kalau tidak salah juga di amarasi.

Mengembalikan mutu genetik sapi Bali perlu berapa puluh tahun lagi? Memaksakan masuknya bibit sapi Brangus dll sebagai sapi bibit unggul yang daya adaptasinya dengan iklim serta pakan di NTT jauh di bawah daya adaptasi Sapi Bali/banteng jawa yang sudah masuk ke pulau timor seratusan tahun sejak jaman belanda. Apa yang bisa diharapkan?? Mempertahankan sapi Ongole disumba juga sama nasipnya.

Mau bicara pakan alias makanan ternak, huhhhhhh.... jangan tanya lagi! yang pasti sudah sangat berkuang karena laju pembangunan yang tidak jelas tata ruangnya dan berkurangnya padang-padang penggembalaan akibat perluasan pemukiman dan pertambangan. Di Kota Kupang Mall di bangun di tempat sumber air dan sawah yang biasanya setelah panen padi ada ternak sapi yang digembalakan. Beberapa titik padang penggembalaan di oesapa dan lasiana su penuh dengan kamar kos, gudang, belum lagi dengar-dengar akan dibuat terminal antar kabupaten atau antar negara ko.... di kabupaten kupang, TTS, TTU beberapa titik pertambangan mangan justru sebelumnya tempat berkeliarannya sapi waktu mencari makan di siang hari.

Harusnya Ilmunya ada di Fapet Undana yang telah menghasilkan ribuan alumni serta PPS Prodi Peternakan Undana. Tapi sayang, hasil penelitian, skripsi, tesis, jurnal ilmiah hanya sebatas jadi prasyarat akademik dan kum/kredit untuk naik pangkat. Tersimpan dengan manis di perpustakaan dan itupun kalau tidak sudah hilang. Sehingga jangan tanya lagi apa isi skripsi atau tesis itu...... Coba kalau ketemu alumni Fakultas Peternakan yang bukan dosen...dan secara tiba-tiba anda bertanya apa isi skripsinya, apa latar belakang serta kesimpulan dan saran dari skripsi yang dia hasilkan. Saya sangat yakin 99.9% sudah lupa!

Perkembangan peternakan di NTT, khususnya sapi sudah hancur. Bibit terbaik hasil domestikasi banteng jawa itu sudah kembali ke kampung asalnya PULAU JAWA, BALI dan tidak sedikit yang sudah jadi feces manusia serta calon fosil di hongkong dan singapura. Bahkan di bali Sapi terbaik dari Timor di jadikan tontonan di "Bali Safari and Marine Park" (semacam kebun binatang). Dengan membayar Rp.85.000/0rang kitong su bisa maloi itu sapi dong dalam gerombolan sekitar 20-an ekor.

Sekarang Siapa yang mau dipersalahkan????

Kitong semua bertanggung jawab atas peternakan di NTT. Tapi jangan latah dan gegabah... evaluasi?? su ulang-ulang dilakukan! lalu kenapa gagal terus?
Kapan NTT ada sapi terbaik lagi?

Beta Pesimis Pemerintah NTT mampu mengembalikan NTT sebagai gudang Ternak seperti yang gaungkan lagi oleh Om Frans Leburaya dan Om Eston Foenay sekarang, kalau semangatnya bukan untuk memperbaiki mutu genetik dan membuat regulasi aturan, memilih aparat yang baik untuk mengontrol ternak antar pulau tidak terlebih dahulu dibuat. Apalagi kalau kerjasama dengan akademisi berbau proyek saja. Mungkin saja akademisinya dapat uang dan dapat kredit dong..biar cepat jadi profesor dan pejabat serta pimpronya juga tambah kaya... lalu masyarakatnya dapat apa?? Dapat huruf SAPI BALI saja. Mengeluarkan dengan biaya produksi tinggi tapi hasil yang didapat minimum. Apa ini bukan mubazir namanya.

Percayalah: NTT memang akan jadi gudang ternak (SAPI) tanpa Ternak yang baik!!! Kecuali bersembunyi dibalikkata-kata bijak... demi anak cucu kita nanti....he..he..he..he...

Tapi kalau mau Nekad saran saya:
1. Pemerintah usulkan ke DPRD untuk meloloskan anggaran pengadaan Bibit 1.000.000 ekor sapi Bali betina dan 500.000 bibit sapi bali jantan atau 10 konteiner semen bekunya (sperma beku) dengan bobot badan 650-850 kg.
2. Merobohkan Flobamor Mall dan gudang-gudang besar serta menjadikannya sawah/kebun hijauan makanan ternak serta padang penggembalaan,
3. Menghentikan tambang mangan di lokasi yang sebelumnya padang penggembalaan serta mengharuskan pengusaha tambang tersebut menanam dan merawat tanaman hijauan makanan ternak.
4. Pemerintah NTT harus mau bekerjasama dengan alumni dan atau Akademisi Fakultas Peternakan untuk memanfaatkan keahlian dan karya ilmiah yang telah dihasilkan. Itupun harus hilangkan mental proyek dan hanya cari kum/kredit.
5. Dijamin dalam waktu tidak lebih dari 3 tahun NTT sudah kembali menjadi gudang ternak (Sapi Bali) nomor wahit di indonesia.

Kalaupun ada peternakan sapi yang berhasil dikembangkan itu hanya sebatas komunitas kecil dari sedikit orang yang peduli dengan peternakan sapi itu. itupun jangan coba-coba membandingkan bobot badannya dengan sapi sejenis 40tahun yang lalu....

Pemikiran lain menurut Beta... Lupakan sapi Bali alias Banteng Jawa itu... karena mereka telah kembali ke kampungnya.
Pemerintah NTT harus melirik hasil laut, pariwisata dan peternakan dari satwa yang memang endemik NTT. Ada kambing, ada rusa timor, ada babi, ada ayam... ada keindahan alam gunung mutis yang berkabut lebih indah dari puncak bogor.. keindahan bawah laut di pulau alor yang jauh lebih indah dari bunaken, ada pantai nembrala dan bo'a yang lebih cantik dari pantai kuta dan sanur.. dll.

Potensi ikan laut di perairan laut NTT yang tidak perlu APBD bahkan APBN untuk memeliharanya. Tapi sayang selama ini tidak semua hasil laut yang sudah diambil dimanfaatkan untuk kemakmuran orang NTT. Coba tanya POLAIRUT atau AL yang beroperasi di laut NTT...berapa banyak kapal-kapal Nelayan yang bukan asal NTT menangkap ikan di NTT? informasi yang saya dapat hanya sedikit Nelayan asal NTT (orang NTT atau orang luar NTT yang sudah menjadi warga NTT) yang menangkapikan di laut NTT. Lebih banyak kapal-kapal nelayan dari luar NTT (terutama sulawesi). Apa yang bisa kita bayangkan? Ikan dari laut NTT tapi uangnya untuk orang di propinsi lain. Padahal kalau mau serius ini pemerintah dengan DPRD merancang Perda Penangkapan ikan di laut NTT. Minimal hasilnya di akui sebagai hasil ikan laut NTT dan pasti orang NTT dapat manfaatnya. Dan untuk ini tidak perlu dana Milyaran rupiah serta waktu puluhan tahun kan!!!! Selain itu tingkatkan fasilitas dan sarana prasarana pengolahannya. Minimal Pabrik Pengolahan Ikan Kaleng! BERANI?????

Pengembangan potensi pariwisata juga merupakan suatu jawaban dari pada menjadikan NTT sebagai gudang ternak! Perbaiki sarana transportasi ke tempat pariwisata, menggalakkan promosi pariwisata serta menyiapkan infrasturktur dilokasi pariwisata. Semua itu bukan tidak bisa orang NTT lakukan.

Oh..ya... ini hanya refleksi saja, libur lebaran barusan saya sekeluarga mengunjungi "Bali Safari and Marine Park" di daerah Gianyar. Apa yang saya lihat. ada empat ekor KOMODO dalam sebuah kandang taman dari kayu yang ada kaca pembatasnya dilengkapi kolam ikan. Sehingga kita dapat dengan mudah melihat Komodo itu. Anak saya bilang bukankah KOMODO ini dari NTT? Kitong orang NTT datang liat Komodo di bali? Selama ini orang NTT termasuk FAN mendiskusikan bagaimana memasukan Komodo sebagai salah satu keajaiban dunia... banyak pendapat menolak dan tidak asal tolak pemindahan 10 ekor Komodo ke Bali... Hahhhhh ternyata Kekayann NTT bukan hanya Cendana, Ikan, Mangan dan Marmer yang telah di rampok daerah lain. Bukan latah dengan perampokan budaya kita oleh malaisia.Tapi ini Nyata: BALI TELAH MERAMPOK SATWA AJAIB KITA!! Empat ekor komodo dengan manisnya menjadi tontonan para turis domestik dan manca negara. Mereka berkata: ternyata kalau mau lihat SATWA AJAIB itu tidak usah repot-repot ke Pulau Komodo di NTT.... suatu pemandangan yang membuat saya sebagai orang NTT harus merenung.... benarkah pemuliaan bibit Komodo itu? atau pencurian satwa untuk kepentingan pariwisata? betapa kagetnya saya ketika keluar dari kawasan pertunjukan itu dijual pula macam-macam souvenir komodo.salah satunya Tas bergambar Komodo dengan logo "Bali Safari and Marine Park". Apakah ini artinya kita telah dibodohi??????

LUPAKAN SAJALAH NTT SEBAGAI GUDANG TERNAK (SAPI). PASTI GAGAL!!!
Mau bertaruh????

Akhirnya sebagai bibit yang terlahir dari Fakultas Peternakan Undana, saya lebih baik beternak ayam dan babi! Dan itu sudah serta sementara saya lakukan. Minimal untuk makan sekeluarga.

Selamat berefleksi

NHN

Renungan Siang: "MARAH!!! - ALKES di RSU. W.Z. Yohanes Habis, mau dilayani atau meninggal"

Katanya dengan kenaikan tarif yang besar RSU. WZ.Yohanes dalam PERDA 4/2006 Tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan untuk meningkatkan pelayanan di RS ini. Banyak dari kita yang peduli dengan Perda JAHANAM ini bersuara... ada yang demonstrasi... ada yang buka forum dialog dan diskusi... ada buka posko pengaduan... yah...lelah..letih.. kita berteriak dan mandi keringat.. tapi PENGUASA DAERAH NTT yang menentukan.... Pemerintah Propinsi, DPRD Propinsi, Pihak Manajemen RSUWZY juga satu nada: "... ini demi peningkatan pelayanan!" Pihak RSUWZY dengan ringan bilang: Kami hanya menjalankan keputusan... padahal bahan dasar PERDA JAHANAM itu kan harusnya dari mereka. Tapi apa lacur nya sekarang???? setelah hampir empat tahun perda itu di terapkan... pelayanan di RSUWZY hanya menang di gedung baru yang belum di resmikan sudah terbakar...

Banyak cerita, pemandangan dan rekaman yang bisa kita lihat saat kita mulai dari masuk pintu gerbang RSUWZY itu... tempat dimana harusnya orang sakit mendapat kenyamanan dan pelayanan yang bisa buat mereka cepat sembuh. Halaman yang kering... parkiran yang semerawut... ojek dan pedagang jajanan yang berkeliaran sesuka hati... ah... itu wajar Bung.... kami lagi berbenah, nanti kami tertipkan juga kok... kata pihak manajemen... BERBENAH... Woh... masa' urusan parkiran dan ojek harus menunggu 'NANTI' ada disposisi, lelang proyek atau surat perintah dulu...

Saya menyaksikan sendiri.... di UGD/IGD... Dokter Jaga/dokter piket di IGD tidak mau melayani pasien yang sebelumnya ditangani oleh dokter pribadi...katanya nanti melanggar kode etik... walaupun pasien sudah sekarat... tunggu sampai dokter pribadi datang dan rawat sendiri pasien tersebut!! Nah kalau dokter pribadinya datang terlambat atau berhalangan???? BANGSAT!!!! KODE ETIK atau NYAWA yang lebih berharga??? Mau marah? Mereka tambah cuek lagi... mau ribut? mereka tinggal panggil satpam atau polisi!! Alasan lainnya, pasien dan keluarga harus mengerti bahwa mereka urus banyak orang... mereka cape'k... gaji pas-pasan... jadi biar orang sudah sakit setengah mati dan bahkan sampai mati... silahkan tunggu!!!

Selama di rawat silahkan tanya ke semua pasien dan keluarga pasien yang ada di RSUWZY ini... Resep yang diberikan oleh dokter lebih banyak obatnya tidak ada di 'apotik pelengkap 24 jam' yang berada di depan RSU ini.... Harus ganti nama apotik mungkin ya.... "APOTIK LENGKAP 24 JAM".... Resep obatnya kebanyakan obat yang bukan generik... obat paten yang hanya bisa di dapat di apotik di luar RSU ini.. kalau mau di cek lagi... pasti obat itu suplayernya berteman dengan sang dokter..... waktu... biaya...dan nyawa sang pasien tidak ada apa-apanya dengan komisi yang mungkin di dapat sang dokter dari suplayer obat tersebut. BIADAP!!! Bahkan ada diantara obat itu yang belum habis terpakai sudah ganti obat baru lagi... OBAT PUN PAKAI COBA-COBA!!! Kenapa tidak sekalian dikasi obat yang bagus ya??? biar tambah komisinya kah??

Nyamuk yang bisa menghisap darah walau anda ber jeans dan bau tak sedap sampah/limbah obat-obatan menjadi penghias dan parfum sehari-hari di dalam kompleks RSU ini. Padahal ada INCENERATOR/mesin pengolah limbah di RSU ini... ada cleaning servis... tapi mengapa masih kotor dan jorok?

SEDIH... dalam diskusi dengan beberapa perawat, dokter praktek/PTT, cleaning service dan bahkan dokter ahli... saya mandapat cerita : mereka kurang serius dan agak malas karena pengahasilan mereka sering macet-macet dan pas-pasan, sudah begitu ada yang gaji mereka pernah di tahan karena alasan ini dan itu... padahal mereka sudah kerja siang dan malam. Ada juga kenaikan pangkat Sang dokter ahli yang sering tertunda setahun dua tahun karena keteledoran (dicurigai kesengajaan) dari pagawai administrasi RSUWZY ini. Dia bahkan sempat mengancam akan pindah ke luar NTT kalau haknya tidak di perhatikan. Padahal hanya ada dua dokter yang memiliki keahlian itu... Semakin jelas apa masalah di RSUWZY ini... SERVICE, KEPEMIMPINAN dan KERJASAMA TEAM yang HILANG.

Ganti Gubernur... ganti juga Direktur RSUWZY... katanya rolling untuk penyegaran... huhhhhh... untuk penyegaran kok pakai coba-coba... kasi yang ini karena yang itu kan bukan pilhan saya... yang itukan pilihan orang yang lalu... ini yang terbaik yang saya pilih.... NYATA NYA? kok tambah parah???

Berita hari ini, Stok ALKES di RSUWZY habis. Sudah satu minggu ini alat kesehatan di RSU. W.Z. Yohenes habis.. termasuk didalamnya jarum suntik, selang infus.... bahkan ada pengeluhan 'orang dalam' kelengkapan ATK seperti kertas, pensil serta anak hekter pun habis... SIALAN!!

Ada alat utama seperti alat untuk EEG yang sudah hampir 4 tahun ngangur karena tidak ada cairan/jely nya (padahal harganya hanya 1,6 juta satu paket yang bisa dipakai untuk 60 kali pemeriksaan)... ASTAGA???

Ada lagi alat Citiscand yang belum di fungsikan karena lebih dari 2 tahun yang lalu pengadaan alat dilakukan tapi belum ada ruangannya... sekarang ruangannya baru dibuat... tapi bermasalah dengan kontraktor yang tidak mau memasang alat itu karena masa garansi sudah habis dari setahun yang lalu... konon katanya pengadaan alat itu karena ada pejabat penting di NTT yang marah-marah, anaknya sakit parah.. perlu pemeriksaan syaraf kepala tapi tidak ada di alat itu saat itu.. Rupanya ini salah satu cara untuk memperbaiki MANEJER RSUWZY ini... yaitu MARAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHH
HHHHHH!!!!

Sekedar tahu bahwa alat EEG dan Citiscand sangat bermanfaat bagi pemeriksaan radiologi syaraf terutama syaraf kepala. Di RSCM atau di RS. Sanglah, sekali periksa EEG biayanya hanya 350 ribu, untuk Citiscand-(atau apalah nama alat kedokteran ini....) biayanya 1,5 juta... bayangkan berapa biaya untuk itu selama ini karena pemeriksaan itu pasien harus diterbang ke jakarta, surabaya atau bali???? Selain harus ada tambahan biaya bagi keluarga yang mengantar, harus ada biaya tiket dan perdem/uang saku untuk perwakilan RSU yang ikur mengantar (dokter/perawat pendamping).... HARUSNYA TAK SEMAHAL ITU KAN!!!!!

Sedikit pengalaman saya saat mengantar keluarga ke jakarta, diatas pesawat sang dokter hanya sesekali memeriksa selang infus... untuk itu saja??? saat transit di surabaya saja... sang dokter pendamping sudah mengontak kawan-kawannya di Jakarta untuk berenjoy ria... entar ketemuan di tempat biasa ya.... kalimat itu terulang beberapa kali dari sang dokter untuk orang yang berbeda saat saya pusing kepala mengurus administrasi rawat inap di RSCM... SLOW.... dia asyik menelpon dan bereuni dengan senior yunior nya di tempat itu... MAU MARAH???... karena kalau dia punya hati harusnya dia membantu kami memperlancar proses rawat inap lewat senior yuniornya yang ada di RSCM itu...

Adalagi cerita saudara saya yang akhirnya meninggal setelah beberapa hari dirawat, dia celaka... patah tulang... ada rusuknya yang ikut patah... sehingga diperkirakan menikam paru-paru atau organ dalam nya... keluarga minta untuk di rontgen supaya jelas penyebab sakit organ bagian dalamnya tapi? sampai dia meninggal tidak pernah ada rontgen!

Masih haruskah Gubernur, DPRD dan Pihak RSUWZY mempertahankan dan atau tidak merevisi PERDA JAHANAM ini???

semoga MARAH!! untuk yang satu ini tidak mamatikan!! "apalagi harus dituntut seperti kasus PRITA"... Kita lihat saja nanti...

Akhir renungan ini saya hanya berpikir... ORANG MISKIN DILARANG SAKIT, KALAU ORANG MISKIN SAKIT RSUWZY BUKAN TEMPAT NYA!!!

Selamat melihat sekeliling kita....

Salam

NHN

Renungan Subuh "Uang Komite: Antara Sumbangan, Pungli dan Mutu Pendidikan di Kota Kupang"

Fenomena kurangnya pendanaan bagi sekolah-sekolah negeri di kota kupang selama ini membuat pihak pengelola sekolah (Kepala Sekolah dan Komite Sekolah) memodifikasi jurus lama menggantikan uang sekolah yang kata UU oleh pemerintah sedang diarahkan untuk seminim mungkin dengan "Sumbangan Orang Tua" sebagai hasil sandiwara perselingkuhan Kepala Sekolah dan Komite Sekolah. Banyak alasan yang dibuat, mulai dari bayar honor guru bantu sampai bayar listrik, air dan telepon. Sedih memang wajah pendidikan kita, khususnya di kota kupang.

Sulitnya mencari dan masuk sekolah dijadikan peluru oleh pihak pengelola sekolah untuk menekan orang tua/wali murid agar harus memberi 'sumbangan'. Saya membayangkan apa yang ada di kepala orang-orang itu: 'Sekolah ini kan sekolah favorit jadi banyak orang tua yang ingin anaknya masuk disini. Karena itu silahkan pilih mau sumbang atau cari sekolah lain'. Suka atau tidak suka yah... terpaksa diberikan juga... walau mungkin ada ibu-ibu yang harus rela mengencerkan nasi jadi bubur dan berutang ke rentenir. Huhh... semoga saya salah.

Pemkot dengan entengnya membuka sekolah rintisan dan sekolah standar nasional, katanya untuk manaikan mutu dan citra pendidikan di kota kupang. yang masuk ke sekolah-sekolah ini diseleksi nilai kelulusannya, yang nilainya tidak masuk dalam standar nilai (7 keatas) jangan coba-coba mendaftar ke sekolah ini. Padahal untuk lulus dengan standar kelulusan nasional 5,25 saja sudah sulitnya minta ampun... tega-teganya Pemkot buat standar lagi...

Pertanyaan saya, apakah adanya kenaikan standar sekolah ini juga diikuti dengan meningkatkan biaya operasional bagi sekolah-sekolah? Kalau ada, berapa besarnya? mengapa sampai hampir semua sekolah negeri ada 'sumbangan sukarela tapi wajib' diberikan oleh orang tua/wali murid?. Besarannya lebih mahal dari sekolah swasta lagi.... Apakah ini bukan pungli berkedok sumbangan sukarela?

Banyak bantuan pendidikan yang kita tahu, ADA BOS, DAK, Hibah Belanda, Dana Dekon dll yang nilainya tidak sedikit. Belum lagi alokasi APBN dan APBD lainnya.. Masih kurangkah itu? Kalau masih kurang, harusnya Pemkot lebih sensitif untuk lebih lagi menaikan bantuan pendidikan untuk sekolah-sekolah. Apalagi Wakil Rakyat... harus super kencang radar, gonggongan dan gigitannya terhadap nasip anak-anak sekolah dan kelengkapan belajarnya... jangan hanya bisa berdebat, berkelahi dan 'sok pintar' mendefinisikan kata 'sok pintar saja tapi kurang dan bahkan tidak ada sensitifitas terhadap dunia pendidikan. 'Kurang lebih seperti itu'...

Kalau musim penerimaan siswa baru, selalu ada biaya pendaftaran... yang yah... pasti saja tidak mahal versi pihak sekolah dan komite, hanya berkisar Rp.50.000,- sampai 100.000,-. itupun sulit lulus, karena konon katanya ada oknum guru dan kepala sekolah yang jadi calo.. per calon siswa antara 1 juta sampai 3 juta rupiah.. konon katanya juga hal itu karena bersaing dengan titipan calon siswa dari para pejabat... spekulasi mendulang rupiah juga terjadi di titik ini... siswa yang diterima tidak sampai 50% dari siswa yang mendaftar... yang tidak lulus uangnya hangus.. wow... Kurang lebih seperti itu'...

Satu lagi perenungan saya, dahulu mutu pendidikan hancur karena salah satu alasannya gaji dan tunjangan guru sangat jauh dari perjuangan dan tugas yang mereka berikan sebagai pendidik sehingga mereka diberi gelar pahlawan tanpa tanda jasa. Sekarang ini gaji dan tunjangan guru jauh lebih besar dibandingkan dengan abdi negara lainnya... tapi mutu pendidikan yang terukir lewat angka kelulusan sangat tidak sebanding dengan naiknya kesejahteraan guru tersebut.. Kurang lebih seperti itu'...

Miris hati saya ketika memikirkan pernyataan ini... masihkah wajar guru ('dikota kupang) disebut pahlawan tanpa tanda jasa? Adakah Pak Walikota dan Wakil Walikota juga berempati terhadap hal ini? atau tetap bernapsu dengan sekolah rintisan dan standar nasional itu! Semoga Tuhan menggerakkan hati mereka...

Bisakah kita bayangkan Kota Kupang 25 tahun yang akan datang dengan generasi muda yang sekolahnya pas-pasan. Ijasah yang mereka punya lebih banyak hasil ujian persamaan. Jangan heran kalau nanti banyak yang lebih memilih beli ijasah... Mungkin mulai dari ijasah PAUD sampai Doktor... Semoga tidak seperti itu.

Selamat ber'Mimpi'

NHN

Adu Ayam Bagi Orang Sabu: Antara Budaya Penyelesaian Konflik dan Judi


Adu ayam (pakai pisau) dalam adat budaya orang sabu adalah salah satu cara untuk penyelesaian konflik/perkara antara sesama orang sabu.... namun sekarang, tradisi ini sering di sangkut pautkan dengan perjudian. Akhirnya ketika ada informasi atau kumpulan orang yang sedang mengadu ayam, pasti asumsi orang yang melihatnya: ada taruhan/judi di tempat itu. Apalagi kalau terdengar oleh aparat keamanan... Dalam peraduan ayam tersebut, harus sampai ada salah satu ayam yang kalah, bahkan sampai mati. Ini memberi tanda bahwa masalah/konflik yang terjadi telah selesai ("mati") dan jangan di ungkit-ungkit lagi di kemudian hari.Persoalannya, bagaimanakah memurnikan kembali adat adu ayam ini ke misi/fungsi nya sebagai alat penyelesaian konflik (selain cium hidung = "He nge do"). Mari kita pikirkan.... Ayoooo yang katanya orang sabu tolong komentarnya dan masukkannya...